KONSEP DAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

 

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur dari Mata Kuliah Desain, Model dan Metode Pembelajaran PAI diampu Oleh Ibu:

Dr. Hj. Salamah, M.Pd & Dr. Hj. Tarwilah, M.Ag


Oleh :

Yusron Prayogi           {190211020041}

 

 

Pascasarjana UIN Antasari  Banjarmasin
Pendidikan Agama Islam

Banjarmasin
2020


 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kita semua, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita baginda besar Nabi Muhammad SAW. karena beliaulah yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yang di terangi oleh iman, islam dan ikhsan.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan . karena itu sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada :

 

1.      Ibu Dr. Hj. Salamah, M.Pd & Dr. Hj. Tarwilah, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Desain, Model dan Metode Pembelajaran PAI yang mana telah membimbing kami dalam proses perkuliahan.

2.      Orang tua kami yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan baik dari segi materi, maupun moral.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, kami sangat mengharapakan kritik dan saran, guna untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita Amin.

 

            Banjarmasin, 26 September 2020

 

 

 

       Yusron Prayogi


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................                   i

DAFTAR ISI..........................................................................................                  ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan ...............................................................................                  1

B.     Rumusan maslah  ........................................................................                  2

C.     Tujuan masalah............................................................................                  2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Definisi pembelajaran berbasis kompetensi.................................                  3

B.     Prinsif pembelajaran berbasis kompetensi...................................                  7

C.     Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi...................................                  9

D.    Karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi.........................                11

BAB III PENUTUP

A.    Simpulan......................................................................................                12

B.     Kritik dan Saran..........................................................................                   

DAFTAR RUJUKAN............................................................................                13


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran sesungguhnnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Untuk itu harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya.

Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. Sedangkan menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya

 

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana konsep pembelajaran berbasis kompetensi?

2.      Bagaimana karakteristik konsep pembelajaran berbasis kompetensi?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mendiskripsikan konsep pembelajaran berbasis kompetensi

2.      Untuk mendiskripsikan karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. [1]

Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu  secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi.

Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan standar prosedur tertentu.

Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya.[2]

Pembelajaran berbasis kompetensi juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut McAshan pembelajaran berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai: “Program pembelajaran dimana hasil pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik, sistempenyimpanan dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai”. [3]

Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, perlu ditentukan standar minimum kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sesuai pendapat tersebut, komponen materi pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: (1) kompetensi yang akan dicapai, (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi, (3) sistem evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik perlu dirumuskan dengan jelas dan spesifik. Menurut McAshan, perumusan yang dimaksud hendaknya didasarkan atas prinsip “relevansi dan konsistensi antara kompetensi dengan materi yang dipelajari, waktu yang tersedia, dan kegiatan serta lingkungan belajar yang digunakan”. Selanjutnya menurut Kaufman dan Bratton, terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk mendapatkan perumusan kompetensi yang jelas dan spesifik, antara lain dengan melaksanakan analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis kompetensi, penilaian oleh profesi dan pendapat pakar mata pelajaran, pendekatan teoritik, dan telaah buku teks yang relevan dengan materi yang dipelajari. [4]

Konsep pembelajaran berbasis kompetensi menyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan tolak ukur pencapaian kompetensi, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak perlu dipelajari oleh peserta didik yang tidak menunjang terhadap tercapainya penguasaan kompetensi.

Pencapaian setiap kompetensi tersebut sangat terkait erat dengan sistem pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:

1.      Pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat.

2.      Spesifikasi dan indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi.

3.      Pengembangan sistem penyimpanan yang fungsional dan relevan dengan kompetensi dan sistem penilaian.[5]

Selain itu, menurut Wina Sanjaya (2011:30) terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Sehingga hal tersebut sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis kompetensi.

Kemudian  terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar berlangsung secara efektif, yaitu sebagai berikut:

1.      Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka secara langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber belajar.

2.      Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan apa yang telah dilakukannya. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa untuk melakukan tindakan saja, akan tetapi menghayati berbagai tindakan yang telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untuk pembentukan sikap, maupun untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindakannya.

3.      Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal ini didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia sama baik dalam minat, bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat; sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar.

4.      Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian disamping kerja sama. Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.

5.      Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik manakala terbebas dari berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

6.      Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan posisi siswa sebagai objek belajar, akan tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan mengobservasi.

 

B.     Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi

1.      Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.

2.      Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.

3.      Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

4.      Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

5.      Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.

6.      Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.

7.      Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber [6]

Pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transfer ini diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.

1.      Mengaitkan (relating)

Dalam hal ini guru menggunakan strategi relating ini apabila ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jelasnya, mengkaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru;

2.      Mengalami (experiencing)

Merupakan inti pembelajaran kontekstual dimana mengkaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan informasi baru dengan pengalaman sebelumnya. Pembelajaran bisa terjadi dengan lebih cepat ketika siswa memanfaatkan (memanipulasi) peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif

3.      Menerapkan (applying)

Ketika siswa menerapkan konsep dalam aktivitas belajar memecahkan masalahnya, guru dapat memotivasi siswa dengan memberikan latihan yang realistic dan relevan;

4.      Kerja sama (cooperating)

Siswa yang bekerja sama secara kelompok biasanya mudah mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan ketimbang siswa yang bekerja sama secara individual. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan pembelajaran tetapi konsisten dengan dunia nyata;

5.      Mentransfer (transferring)

Fungsi dan peran guru dalam konteks ini adalah menciptakan bermacam-macam pengalaman belajar denga fokus pada pemahaman bukan hapalan.[7]

 

C.    Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan wujud pelaksanaan daripada Kurikulum Berbasis Kompetnsi (KBK). Sehingga tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis kompetensi sejalan dengan tujuan yang diharapkan dalam KBK. Namun secara umum, tujuan daripada pelaksanaan proses pembelajaran berbasis kompetensi mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pembelajaran ke arah penciptaan dan peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan aneka kehidupan. Hal ini berarti apabila selama ini pembelajaran lebih berorientasi pada aspek pengetahuan dan target materi yang cenderung verbalistis dan kurang memiliki daya terap, maka di dalam pembelajaran berbasis kompetensi pembelajaran lebih ditekankan pada aspek pengetahuan dan target keterampilan. Melalui pembelajaran berbasis kompetensi ini, diharapkan mutu lulusan lebih bermakna dan memiliki kompetensi-kompetensi tertentu sesuai yang kebutuhan lingkungan. KBK mengharapkan adanya hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.

Tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga mampu mengatasi permasalahan tersebut.

 

 

 

 

D.    Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut :

1.      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal

2.      Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman (learning outcomes) dan keberagaman

3.      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi

4.      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif

5.      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.[8]


 

BAB III

PENUTUP

Simpulan

A.    Pembelajaran Berbasis Kompetensi

      Pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik

      Muara pembelajaran adalah meningkatkan kompetensi peserta didik dalam pola sikap, pengetahuan dan keterampilan.

 

B.     Prinsif Pembelajaran Berbasis Kompetensi

      Berpusat pada peserta didik

      Pembelajaran terpadu

      Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individu peserta didik.

      Pembelajaran dilakukan secara terus menerus, menerapkan prinsif pembelajaran tuntas.

      Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah.

      Pembelajaran dilakukan dengan multistrategi dan multimedia.

      Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan nara sumber

 

C.    Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

      Tujuan pembelajaran berbasis kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life skill)

 

D.    Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kompetensi

      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal

      Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman (learning outcomes)

      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi

      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif

      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi

DAFTAR PUSTAKA

 

E. Mulyasa,  Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2002.

 

http://hidayatfirtson.blogspot.com/2013/10/pembelajaran-berbasis-kompetensi.html di akses pada kamis 24 September 2020 pukul 10.46.

 

Tim Depdiknas, 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur

 

Windiarni, Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi. 2008: Makalah  Untuk Mendapatkan Nilai Dalam Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Program Akta Iv Universitas Islam Djakarta.

 

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008

 



[1] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008) h. 2

[2] Ibid., h.6

[3] Windiarni, Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi. 2008: Makalah  Untuk Mendapatkan Nilai Dalam Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Program Akta Iv Universitas Islam Djakarta. h.9

[4] Ibid.,

[5] Ibid., h. 10

[6] Tim Depdiknas, 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur. h. 6

[8] E. Mulyasa,  Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2002) h. 42

Komentar

Postingan populer dari blog ini

pengertian An-Nahyu, sighat-shigat An-Nahyu, kaidah-kaidah An-Nahyu

MAKALAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sistem pendidikan Islam di Indonesia