KONSEPSI DAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN



TUGAS TERSTRUKTUR

DOSEN PENGAMPU
Media & Teknologi Pembelajaran


Dra. Suraijiah M.Pd
KONSEPSI DAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN
Oleh Kelompok 5:

Aguatian Ramadana Putra  [1501210362]
Dina Nur Hayati                    [1501211364]
Noor Alfi Lailatil Magfiroh [1501211384]
Yusron Prayogi                     [1501211462]

Universitas Islam Negeri Antasari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
Banjarmasin
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya kepada kita semua, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita baginda besar Nabi Muhammad SAW. karena beliaulah yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang yang di terangi oleh iman, islam dan ikhsan.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan . karena itu sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Dra. Suraijiah M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Media & Teknologi Pembelajaran yang mana telah membimbing kami dalam proses perkuliahan.
2.      Orang tua kami yang tak henti-hentinya memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan baik dari segi materi, maupun moral.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, kami sangat mengharapakan kritik dan saran, guna untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita Amin.



            Banjarmasin, 31 Oktober 2017



       Kelompok 5


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................                   i
DAFTAR ISI..........................................................................................                  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ............................................................................                  1
B.     Rumusan maslah  ........................................................................                  1
C.     Tujuan masalah............................................................................                  2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian pengembangan sistem pembelajaran..........................                  3
B.     Konsepsi dasar pengembangan sistem pembelajaran..................                  3
C.     Prinsip-prinsip dasar pengembangan sistem pembelajaran..........                  4
D.    Model-model pengembangan sistem pembelajaran.....................                  4
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan......................................................................................                13
B.     Saran............................................................................................                13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................                14



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu bentuk pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih serasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Namun demikian, pendekatan yang sistematis dalam kegiatan instruksional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, dan dengan sebutan yang berbeda-beda pula. Sebutan itu di antaranya adalah: pengembangan instruksional, desain instruksional, pengembangan sistem instruksional, pengembangan program instruksional, pengembangan produk instruksional, pengembangan organisasi, dan pengembangan kemampuan mengajar. Tetapi istilah populer yang lazim digunakan adalah “pengembangan instruksional (pembelajaran), yang merupakan padanan dari istilah “instructional development”. Istilah yang disebutkan terakhir ini adalah merupakan istilah resmi yang dibakukan oleh organisasi profesi AECT (Association for Educational Communication and Technology) di Amerika Serikat.
Dalam operasionalnya pengembangan sistem intruksional ini dapat dilaksanakan untuk jangka pendek maupun jangka panjang; dapat dilaksanakan untuk satu topik sajian, satu periode latihan, satu semester, satu bidang studi, atau bahkan satu sistem yang lebih besar lagi.[1]
Atas dasar itulah Gustafson membedakan adanya tingkatan atau level pengembangan sistem instruksional, yakni: (a) tingkatan kelas, (b) tingkatan sistem, (c) tingkatan produk, dan (d) tingkatan organisasi. Setiap tingkatan tersebut memiliki fungsi dan model-model yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.[2]
B.      Rumusan Masalah
1.     Bagaimana konsepsi dasar pengembangan sistem instruksional?
2.     Bagaimana  prinsip dasar pengembangan sistem instruksional?
3.      Bagaimana model-model pengembangan sistem instruksional?
C.    Tujuan Penulisan
1.     Untuk mengetahui konsepsi dasar pengembangan sistem instruksional.
2.     Untuk mengetahui prinsip dasar pengembangan sistem instruksional.
3.      Untuk mengetahui model-model pengembangan sistem instruksional.

D.     

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengembangan Sistem Intruksional (Pembelajaran)
Pengembangan mengandung pengertian cara membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya. Selanjutnya pengembangan sistem mengandung maksud cara membuat penjabaran, pelengkapan komponen sistem agar setiap komponen tumbuh. Seterusnya Ely mengemukakan pendapatnya bahwa pengembangan sistem pembelajaran berarti suatu proses secara sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem pembelajaran agar mendapat pemecahan yang teruji validitasnya, dan praktis bisa dilaksanakan.
Istilah yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran ialah sistem instruksional dan desain instruksional. Menurut Baker, sistem instruksional adalah semua materi (konsep) pembelajaran dan metode yang telah di uji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan yang sebenarnya. Adapun yang dimaksud dengan desain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam kegiatan ini termasuk pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan evaluasi hasil belajar. [3]
B.     Konsepsi Dasar Pengembangan Sistem Instruksional
Model ialah sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan sebuah kegiatan. Pengembangan sistem instruksional ialah proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan perilaku, pengembangan sistem ini memerlukan pemantauan interaksi siswa. Pengembangan senantiasa didasarkan pada pengalaman. Pengamatan yang sesama dan percobaan yang terkendali. Sedangkan menurut Twelker, Pengembangan instruksional ialah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangakan dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua proses pengembangan, pertama ialah pendekatan secara empiris yang menggunakan dasar-dasar teori, bahan pengajaran disusun berdasarkan pengalaman pengembang. Pendekatan kedua ialah dengan pendekatan model. Dalam penyusunan rancangan pengajaran ada langkah-langkah secara sistem : cara mencapainya dipilihkan cara-cara tertentu, kondisi tertentu, dan perubahan tertentu.
C.    Prinsip Dasar Pengembangan Sistem Instruksional
Sebagai bagian dari teknologi pendidikan, pengembangan sistem instruksional tentunya mempunyai prinsip dasar yang sama dengan teknologi pendidikan, yakni: berfokus pada siswa, menggunakan pendekatan sistem, dan berupaya memaksimalkan penggunaan berbagai sumber belajar.
1.      Berfokus pada siswa
Prinsip ini memandang bahwa, dalam rangka penerapan pengembangan sistem instruksional, siswa adalah sentral kegiatan pembelajaran. Prinsip ini juga memandang bahwa dalam setiap proses pembelajaran, siswa hendaknya bertindak sebagai pihak yang aktif dan dibuat aktif. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa guru adalah pihak yang pasif. Keduanya harus bertindak aktif.
2.      Pendekatan sistem
Prinsip ini memandang bahwa masalah belajar adalah suatu sistem. Maksudnya, penanganan terhadap satu komponen pembelajaran dalam rangka pelaksanaan pengembangan sistem instruksional harus pula mempertimbangkan integrasi komponen yang lain sehingga diperoleh efek yang sinergistik untuk memecahkan masalah-masalah belajar.
3.      Pemanfaatan sumber belajar secara maksimal
Prinsip ini memandang bahwa semua komponen sumber belajar baik pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar harus dimanfaatkan secara luas dan maksimal dalam rangka memecahkan masalah-masalah belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.[4]
D.    Model-Model Pengembangan Sistem Instruksional
Dalam pengembangan sistem instruksional dikenal empat macam model pengembangan perangkat yaitu model PPSI, model Dick-Carey, model Four-D dan model Gerlach dan Ely.
1.      Model Pengembangan PPSI
PPSI sebagai salah satu model pengembangan instruksional yang digunakan sebagai metode penyampaian instruksional dalam kurikulum 1975 untuk SD, SMP dan SMU serta kurikulum 1975 untuk sekolah kejuruan, adalah dalam rangka mengadakan pembaruan pendidikan.
PPSI merupakan singkatan dari “Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional”. Istilah sistem instruksional mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem dimana pengajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan. Karena PPSI ini menggunakan pendekatan sistem, maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Dengan demikian, PPSI adalah suatu langkah-langkah pengembangan dan pelaksanaan pengajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. [5]
Model pengembangan PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:
a.       Tahap 1 : Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK)
Tujuan instruksional khusus adalah rumusan yang jelas tentang kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah selesai mengikuti suatu program pengajaran tertentu. Kriteria perumusan TIK:
1)      Menggunakan istilah yang operasional
2)      Berbentuk hasil belajar
3)      Berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
4)      Dalam satu TIK hanya membuat satu perubahan tingkah laku
b.      Tahap 2 : Pengembangan alat evaluasi
Evaluasi ini dikembangkan dari TIK yang telah dirumuskan. Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk menilai sampai dimana peserta didik telah mencapai TIK yang dirumuskan. Pengembangan alat evaluasi ini diletakan ditahap kedua dengan alasan, a) penilaian terhadap sistem instruksional didasarkan pada hasil yang dicapai, b) untuk mengecek TIK dapat diukur atau tidak dalam rangka perbaikan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah:
1)      Menentukan jenis tes yang digunakan untuk mengukur tercapai tidaknya TIK, jenis tes ini dapat berupa tes tetulis, tes lisan, atau tes perbuatan.
2)      Menyusun butir tes (item soal) untuk menilai masing-masing TIK, bentuk item soal ini bisa berupa esay, pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat.
c.       Tahap 3 : Menetapkan kegiatan belajar dan materi pelajaran
Kegiatan belajar adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan kemampuan yang diharapkan atas dirinya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1)      Merumuskan semua kegiatan belajar untuk mencapai TIK
2)      Menetapkan kegiatan belajar yang tidak perlu ditempuh
3)      Menerapkan kegiatan belajar yang perlu ditempuh
4)      Menetapkan materi pelajaran
d.      Tahap 4 : Merencanakan program kegiatan
Setelah semua kegiatan dalam tahap 1 sampai 3 selesai, maka perlu dimantapkan dalam satu program pengajaran.
Dalam tahap keempat ini , kegiatan yang perlu ditempuh adalah :
1)      Menerapkan strategi belajar mengajar, termasuk metode yang digunakan
2)      Memilih alat pelajaran dan sumber bahan atau media yang akan digunakan
3)      Menyusun jadwal penyajian[6]
e.       Tahap 5 : Melaksanakan program
Kegiatan yang harus ditempuh antara lain:
1)      Menyelenggarakan pre test
Pre tes ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah dikuasai oleh peserta didik berkaitan dengan TIK yang diajukan, dalam rangka untuk memberi keputusan TIK yang harus dicapai.

2)      Menyajikan materi pelajaran
Dalam meyajikan materi pelajaran ini guru harus konsisten dengan TIK dan model satuan pelajaran baik mengenai materi, metode, alat, dan sumber, serta evaluasi.
3)      Menyelenggarakan pos tes
Pos tes ini untuk menilai tingkat kemampuan peserta didik mengikuti pelajaran
4)      Melakukan revisi
Revisi ini untuk menyempurnakan proses dan hasil pengajaran. Revisi ini mencakup segala komponen sistem dari tahap 1 sampai 5 ini.[7]
2.      Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick dan Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, yang dikembangkan oleh Water Dick & Lou Carey (1990). Menurut pendekatan ini terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan, di antaranya adalah:
a.       Indentifikasi tujuan pengajaran (identity instructional goals)
Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need assessment, atau dari pengalaman praktik dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas.
b.      Melakukan analisis instruksional (conducting a goal analysis)
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Analisis ini akan menghasilkan cara atau diagram tentang keterampilan-keterampilan atau konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan atau konsep tersebut. [8]
c.       Mengidentifikasi tingkah laku awal/karakteristik siswa (identity entry behaviors, characteristics)
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mengikuti pengajaran, yang penting untuk diidentifikasi  juga adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

d.      Merumuskan tujuan kinerja (write perfomance objectives)
Berdasarkan anlisis instruksional dan pernyataan tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelsaikan pembelajaran.
e.       Pengembangan tes acuan patokan (develop criterian-reference test items)
Berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan butir asesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan.
f.       Pengembangan strategi pengajaran (develop instructional strategy)
Strategi akan meliputi aktivitas pre instruksional, penyampaian informasi, praktik dan balikan, tesing yang dilakukan lewat aktivitas.[9]
g.      Pengembangan atau memilih pengajaran (develop and select instructional materials)
Tahap ini digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengjaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
h.      Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct formative evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasikan bagaimana mengumpulkan pengajaran.
i.        Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation)
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diuji cobakan di kelas atau diimplementasikan di kelas.
j.        Revisi pengajaran
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpetasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dari pakar/validator.[10]


3.      Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) adalah model 4-D. Medel ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu Define, Design, Develop, dan Dessiminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu Pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
a.       Tahap Pendefinisian (define)
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran.
1)      Analisis Ujung Depan
Dalam melakukan analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai alternatif pengembangan perangkat pembelajaran, teori belajar, tantangan, dan tuntutan masa depan. Analisis ujung depan diawali dari pengetahuan, keterampilan dan sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan yang tercantum dalam kurikulum.
2)      Analisis Tugas
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar. Analisis ini mencakup struktur isi, prosedural, proses prosedural, proses informasi, konsep, dan perumusan tujuan.
b.      Tahap Perancangan (Design)
Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari  tes acuan yang menghubungkan antara tahap define dan design, lalu pemilihan media yang sesuai tujuan, dan pemilihan format untuk mengkaji format-format yang sudah ada.



c.       Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap ini meliputi validasi perangkat oleh pakar diikuti dengan revisi, simulasi (kegiatan mengoprasionalkan rencana pelajaran), dan uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
d.      Tahap pendiseminasian (desseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.[11]
4.      Pengembangan Model Pembelajaran Gerlach dan Ely
Gerlach dan Ely mendesain sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala galangan termasuk untuk perguruan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan. [12]
Komponen-komponen model pembelajarannya di antaranya adalah
a.       Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan yang dirumuskan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasioonal agar mudah diukur dan dinilai.
b.      Menentukan isi materi
Isi materi pada dasarnya adalah isi/konten dari kurikulum yakni berupa pengalaman belajar dalam bentuk topik/subtopik dan rincian. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, tingkatan dan kelasnya. Oleh karena, isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka isi materi pun hendaknya dipilih pokok bahasan yang lebih spesifik.
c.       Penilaian kemampuan awal
Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa ini penting bagi guru agar dapat memberikan porsi pelajaran yang tepat, yakni tidak terlau sukar dan tidak juga terlalu mudah.


d.      Menentukan strategi
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber dan menentukan tugas. Peranan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
e.       Pengelompokkan belajar
Pendekatan menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruangan baik itu ruangan kecil maupun luas.
f.       Pembagian waktu
Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi, dan minat-minat para siswa.
g.      Menentukan ruangan
Alokasi ruang ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar dapat dipakai secara efektif dengan belajar secara mandiri dan bebas, berinteraksi antarsiswa atau mendengarkan penjelasan dan bertatap muka dengan pengajar.[13]
h.      Memilih media
Gerlach dan Ely  membagi media sebagai sumber belajar ini ke dalam lima kategori, yaitu:
1)      Manusia dan benda nyata
2)      Media visual proyeksi
3)      Media audio
4)      Media cetak
5)      Media display.
i.        Evaluasi hasil belajar
Yang dievaluasi dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya siswa, tetapi justru sistem pengajarannya.


j.        Menganalisis umpan balik
Data umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes, observasi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha instruksional ini menentukan apakah sistem, metode maupun media yang dipakai dalam kegiatan instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu disempurnakan.[14]

BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pengembangan pembelajaran adalah suatu usaha yang sistematis untuk menganalisis masalah, mengidentifikasi, memilih, merancang, dan menilai pemecahannya. Usaha tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan suatu desain sistem pembelajaran yang komplit, terarah, dan terkontrol untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[15] Pengembangan intruksional mengandung tiga pokok :
1.      Kegiatan penentuan masalah dan perorganisasian masalah untuk memecahkan masalah, meliputi kegiatan: anlisa kebutuhan mahasiswa, identifikasi karakteristik mahasiswa.
2.      Kegiatan analisis dan pengembangan pemecahan masalah, meliputi kegiatan : perumusan tujuan intruksional, analisi tugas dan jenjang belajar, strategi intruksional, pemilian media, dan pengembangan prototip.
3.      Kegiatan evaluasi pemecahan masalah, meliputi kegiatan : uji coba, review, dan revisi, implementasi, serta evalusi.
B.     Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang  konsepsi dan model-model dalam pengembangan sistem pembelajaran. Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu yang dapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang tentang  media dan teknologi pendidikan.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf.




DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Husein, Akhlan dan Rahman. 1997. Perencanaan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdiknas.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sadiman 1986. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nur Fuji. Pengembangan Sistem Intruksional. Di Akses http://fuzie14.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengembangan-sistem.html.     
Zulfi Abdussalam. Model Pengembangan Intruksional. Akses Di Http://Uekky.Blogspot.Co.Id/2012/11/V-Behaviorurldefaultvmlo_11.Html


[1] Zulfi Abdussalam. Model Pengembangan Intruksional. Akses Di Http://Uekky.Blogspot.Co.Id/2012/11/V-Behaviorurldefaultvmlo_11.Html Pada 23 Oktober 2017, Pukul 22:41
[2] Sadiman. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud. 1986. h. 13
[3] Akhlan Husein & Rahman. Perencanaan Pengajaran Bahasa. (Jakarta: Depdiknas 1997). h. 28
[4] Nur Fuji. Pengembangan Sistem Intruksional. Di Akses http://fuzie14.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pengembangan-sistem.html . Pada Rabu 24 Oktober 2017, Pukul 00:16
[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1997) h. 51.
[6] Ibid., h. 52
[7] Ibid., h.53-54
[8] Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2014) h. 81-83
[9] Ibid., h. 89-92
[10] Ibid.,
[11] Ibid., h. 93-96
[12] Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010)  h. 156
[13] Ibid., h.157-160
[14] Ibid., h. 161-162
[15] Sadiman. Media pendidikan., h. 12

Komentar

Postingan populer dari blog ini

pengertian An-Nahyu, sighat-shigat An-Nahyu, kaidah-kaidah An-Nahyu

MAKALAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

Sistem pendidikan Islam di Indonesia