MANAJEMEN KELAS: Pengertian Manajemen kelas, Apek Fungsi dan Masalah Manajemen Kelas serta Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
TUGAS TERSTRUKTUR
|
DOSEN PENGAMPU
|
Manajemen Kelas
|
M. Adli Nurul Ihsan, M. Pd.i
|
Apek Fungsi dan Masalah Manajemen Kelas serta
Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
Muhammad
Hasan
M.
Idrus Al Fitri
Dewi Ayu Ratna Adi .J.
Siti Zulfa
|
:
:
:
:
|
1501211446
1501211448
1501210262
1501211404
|
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan
siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk paham tentang filosofis dari belajar dan mengajar tersebut.
Mengajar vtidak hanya kegiatan mentransfer ilmu, namun juga sejumlah perilaku
yang akan menjadi milik siswa.
Manajemen
kelas tidak hanya untuk mengatur belajar, fasilitas fisik dan rutunitas. Namun
juga menyiapkan kondisi kelas dsan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan
dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah maupun kelas harus
dikelola dengan baik, dan menciptakan keadaan belajar yang menunjang.
A. Rumusan Masalah
1.
Apa itu manajemen kelas?
2.
Apa itu aspek dan fungsi
manajemen kelas?
3.
Bagaimana kelas yang
menyenangkan itu?
4.
Apa permasalahan manajemen kelas?
B. Tujuan
1.
Mengetahui dan paham arti
manajemen kelas.
2.
Mengetahui dan paham apa itu
aspek dan fungsi manajemen kelas.
3.
Mengetahui dan paham
bagaiman kelas dan menyenangkan itu.
4.
Mengetahui dan paham
permasalahan manajemen kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Kelas.
Manajemen
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mengarahkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siwa untuk
brlajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur proses kegiatan belajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan
waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat
tercapai.[1]
Organisasi
sekolah sebagai lembaga yang bukan saja besar secara fisik, tetapi juga
mengemban misi yang besar dan mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. tentu
saja memerlukan manajemen yang professional. Dalam proses belajar mengajar di
kelas, sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ada hal yang harus dilakukan
oleh guru yaitu mengelola kelas.
Mengelola kelas adalah kegiatan mengatur sejumlah sumber daya yang ada
di kelas sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara
efektif dan efesien.
B.
Aspek
dan Fungsi Manajemen Kelas
1. Aspek
Aspek-aspek yang
perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah : sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif.[2]
Kegiatan manajemen kelas sebagai
aspek manajemen kelas :
a. Mengecek kehadiran
b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan
c. Pendistribusian alat dan bahan
d. Mengumpulkan informasi dari siswa
e. Mencatat data
f. Pemeliharaan arsip
g. Menyampaikan materi pelajaran
h. Memberikan tugas
2. Fungsi
Fungsi manajemen kelas
sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di
dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak
dicapinya.
a.
Perencanaaan.
Perencanaan
adalah titik tolak bagi manajer kelas. Fungsi ini (perencanaan) menentukan
lebih awal hasil pembelajaran nama yang harus dicapai pada dimasa depan. Dalam
hal ini, tiga aspek perencanaan harus disebutkan :
1.
Untuk setiap bidang pembelajaran,
institusi pendidikan menentukan hasil yang akan dicapai pada akhir tingkat atau
kelas tertentu. Ketika merencanakan, pendidik harus berkerja mundur/melihat
kebelakang ‘ dari hasil ini, membimbing peserta didik untuk mencapai hasil pada
beberapa tingkat di masa depan. Pada kenyataannya, ini bermuara pada unit-unit
yang harus dipelajari dalam setiap pertemuan, minggu dan pelajaran.
2.
Aspek kedua perencanaan
melibatkan keputusan yang harus dibuat yakni bagaimana hasil yang spesifik
dapat tercapai dengan efektif. Hal ini memerlukan renungan dan rancangan metode
yang paling efektif, pendekatan dan sumber daya yang akan digunakan.
3.
Dalam contoh ketiga, pendidik
harus menyadari perencanaan dengan perspektif masa depan ada hubungan antara
apa yang peserta didik harus capai sebelumnya (saat ini ) dan apa yang mereka
harus capai di masa depan.[3]
Menurut
pretorius dan lemmer (1998: 55) Perencanaan
sangat di perlukan. Mereka memberikan sejumlah pedoman untuk perencanaan yang
efektif:
1.
Lakukanlah semua perencanaan
secara tertulis.
2.
Pelajarilah hasil yang ditetapkan
untuk wilayah belajar anda dengan hati-hati. Fokoslah pada hasil yang kritis
dan spesifik.
3.
Lakukan perencanaan sebelum awal
tahun ajaran, masa tertentu, minggu, hari atau pelajaran.
4.
Rencana harus menspesifikkan
sebuah elemen kunci: hasil, metode alternatif, rincian jumlah pekerjaan yang
harus diselesaikan dalam priode waktu yang diperlukan, alat bantu mengajar,
metode penilaian, dll.
5.
Peranan dalam kelompok telah
menjadi jauh lebih penting. Perencanaan harus mengembangkan bidang pelajaran
lain dalam kelas yang sama, serta pendidik lainnya yang mengajar di daerah
belajar yang sama. Perencanaan merupakan dasar untuk tugas mejerial pendidik,
karena memberikan langsung upaya pengelolaan. Tanpa perencanaan, semua kegiatan
akan serampangan dan tanpa arah.
b.
Pengorganisasian
Pengorganisasian dapat
digambarkan sebagai penciptaan mekanisme untuk mengimplementasikan perencanaan
yang dibahas sebelumnya. Isu-isu seperti kegiatan yang dimasukan kedalam
tindakan, dimana sumber dayanya, bagaimana itu harus terjadi dan siapa yang
harus bertanggung jawab harus diperhatikan.
Untuk
pendidik, fungsi manajemen menciptakan lingkungan pengajaran dan pembelajaran
yang efektif. Situasi kelas yang tertib
dan teratur harus diciptakan untuk membuat pengajaran yang efektif. Ini
berarti bahwa peserta didik ditempatkan dikelas dimana tugas mengajar dengan
efek yang maksimal, sedangkan pola komunikasi dan ketertiban haruslah tetap
demokratis.
c.
Kepemimpinan
Memimpin
ketika rencana harus diubah menjadi realitas. Dia membrikan arah untuk
memastikan bahwa tugas-tugas yang diperlukan secara efektif. Kepemimpinan
melibatkan fungsi bahwa manager memungkinkan orang lain untuk melaksanakan
tugas mereka secara efektif.
Untuk
pendidik, kepemimpinan berarti menjelaskan apa hasil yang didapat, memberikan
intruksi, mendelegasikan tugas,kegiatan pengawasan menggunakan strategi untuk
meningkatkan kinerja peserta didik, melatih disiplin dan penanganan konflik.
d.
Pengawasan
Fungsi
manajemen akhir dalam siklus manajemen
yang efifien dan dilihat oleh banyak orang sebagai kebutuhan yang paling
penting untuk perencanaan yang efektif. Dalam merencanakan pengajaran atau
kegiatan, pendidik yang memutuskan mana hasil belajar harus dicapai.
Pengguanaan mekanisme pengawasan untuk memeriksa apakah hasil terealisasi
merupakan bagian integral dari perencanaan, tetapi pada saat yang sama kegiatan
pengelolaan.
C. Kelas yang Menyenangkan
Kelas adalah lingkungan
sosial bagi anak/siswa, dimana di dalam kelas terjadi proses interaksi baik
siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
Di dalam kelas juga terjadi kontak secara fisik dimana siswapun akan
berhubungan dengan segala fasilitas yang ada di dalam kelas. Oleh karena itu kelas harus di disain
sedemikian rupa oleh guru sehingga kelas merupakan lingkungan yang menyenagkan
bagi siswa dalam tugas dan peranannya di dalam kelas sebagai peserta didik dan
tugas serta peranannya dalam perkembangan disik maupun emosionalnya.
Oleh karena itu kelas harus
memenuhi syarat-syarat yang menggambarkan sebagai kelas yang baik dan
menyenangkan: -Kelas itu harus rapi, bersih, sehat dan tidak lembab.
a. Kelas harus memiliki/memperoleh cukup cahaya yang meneranginya
b. Sirkulasi udara dari dalam dan luar kelas harus cukup
c. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi
d. Jumlah siswa tidak melibihi dari 40 orang.
Kelas nyaman meliputi:
a. Penataan ruang kelas, kelas menjadi terasa nyaman sebagai tempat untuk
belajar dan bermain bagi siswa bila ruangan kelas tertata dengan rapi. Penempatan setiap fasilitas dalam kelas mengiuti
asas estetis (keindahan) dan asas safety (keamanan).
b. Penataan perabot kelas, kelas yang nyaman dimana perabot kelas yang
dimiliki tidak harus mahal akan tetapi perabit tersebut ditempatkan pada tempat
yang terjaga dengan baik, serta tidak menimbulkan rasa tidak aman bagi siswa.
tepat sehingga tidak menggangu kegiatan belajar dan dari sisi kebersihan.
D.
Permasalahan
Manajemen Kelas
Masalah
pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual
dan masalah kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja).[4] Tindakan pengelolaan kelas
yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat
hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih
strategi penanggulangan yang tepat pula.
Masalah individu muncul
karena dalam individu ada kebutuhan
ingin diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila
kebutuhan-kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah
yang dapat diterima masyarakat (kelas, maka individu yang bersangkutan akan
berusaha mencpainya dengan cara-cara lain. Dengan perkataan lain individu itu
akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara
yang tidak baik itu oleh Rodolf Dreikurs dan pearl Cassel yang dikutip oleh M.
Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu :
1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misalnya
membadut di kelas atau berbuat lamban sehingga perlu mendpat pertolongan
ekstra.
2.
Tingkah laku yang ingin
menunjukkan kekuatan (power seeking
behaviors), misalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional
(marahmarah,menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas.
3.
Tingkah laku yang bertujuan
menyakiti orang lain (revenge seeking
behaviors). Misalnya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai, memukul,
menggigit dan sebaginya.
Peragaan ketidak
mampuan (passive behaviors), yaitu
sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap bahwa
apapun yang dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Masalah
pengelolaan dapat diklasifikasikan kedalam tiga ketegori yaitu[5]:
a.
masalah yang ada dalam wewenang guru bidang studi,
b. masalah
yang ada dalam wewenang sekolah,
c.
masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah.
a. Masalah yang ada dalam
wewenang guru bidang studi.
Seorang guru
bidang studi yang sedang mengelola proses belajar mengajar dituntut untuk dapat
menciptakan, memperhatikan, dan mengembalikan iklim belajar kepada kondisi
belajar mengajar yang menguntungkan. Pengembalian iklim belajar dilakukan jika
dalam proses pembelajaran terjadi masalah yang mengganggu proses pembelajaran
yang berlangsung. Dengan upaya guru tersebut maka, peserta didik berkesempatan
untuk dapat mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan yang dilakukannya.
Tindakan atau
kegiatan yang dilakukan guru tidak keluar dari batas perannya sebagai guru
bidang studi, dan berbeda dengan
tindakan yang dilakukan oleh guru wali kelas dan guru bimbingan konseling.
Adapun kegiatan yang dilakukan guru meliputi, cara mengatur tempat duduk
peserta didik, membina ”raport” yang baik dengan peserta didik, memberi pujian,
memberi hadiah (barang) kepada peserta didik yang menyelesaikan tugas dengan
benar sebelum waktunya, menegur peserta didik yang mengganggu teman di
sebelahnya, mendamaikan peserta didik yang bertengkar pada jam pelajaran,
melaporkan pelanggaran tatatertib yang dilakukan peserta didik kepada wali
kelas, sekolah, maupun orang tua peserta didik.
b. Masalah yang ada dalam
wewenang sekolah
Dalam menghadapi
masalah sehari-hari di kelas terkadang ditemukan masalah pengelolaan kelas yang
lingkup wewenang untuk mengatasinya berada di luar jangkauan guru bidang studi.
Masalah harus diatasi oleh sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan
mungkin juga ada masalah pengelolaan yang tidak bisa hanya diatasi oleh satu
lembaga pendidikan akan tetapi menuntut penanganan bersama antarsekolah.
Masalah yang
berada di bawah wewenang sekolah merupakan masalah yang membutuhkan penanganan
bersama oleh pihak-pihak yang berada di sekolah. Adapun masalah yang ada di
bawah wewenang sekolah antara lain yaitu pembagian ruangan yang adil untuk
setiap tingkat atau jurusan, pengaturan upacara bendera pada setiap hari senin
dan bila pada hari tersebut turun hujan lebat, menegur peserta didik yang
selalu terlambat pada saat apel bendera, mengingatkan peserta didik yang tidak
mau memakai seragam sekolah, menasehati peserta didik yang rambutnya gondrong,
memberi peringatan keras kepada peserta didik yang merokok di kelas atau
sekolah dan minum-minuman keras, sampai kepada mendamaikan peserta didik jika
terjadi perselisihan antarsekolah.
c. Masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan
sekolah
Dalam
mengatasi masalah-masalah yang ada di luar kekuasaan guru dan sekolah yang
dapat terlibat antara lain yaitu orang tua, lembaga-lembaga yang ada dalam
masyarakat seperti karang taruna, bahkan para penguasa dan lembaga pemerintahan
setempat. Masalah-masalah yang dapat dikategorikan dalam masalah ini yaitu
minum-minuman keras di luar rumah, nonton film diluar batas umur yang sudah
ditentukan, bergerombol di jalan dan membuat keributan, ngebut dijalan umum
sehingga membahayakan pemakai jasa jalan yang lainnya, perkelahian
antarsekolah, pencurian, penjambretan, penodongan, dan pemerasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mengarahkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siwa untuk
brlajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur proses kegiatan belajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan
waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat
tercapai.
Aspek-aspek
yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah : sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif.
Kegiatan manajemen kelas
sebagai aspek manajemen kelas :
a.
Mengecek kehadiran
b.
Mengumpulkan hasil pekerjaan
siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan
c.
Pendistribusian alat dan
bahan
d.
Mengumpulkan informasi dari
siswa
e.
Mencatat data
f.
Pemeliharaan arsip
g.
Menyampaikan materi
pelajaran
h.
Memberikan tugas
Fungsi manajemen kelas
sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di
dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak
dicapinya.
a.
Perencanaaan,
b.
Pengorganisasian,
c.
Kepemimpinan,
d.
Pengawasan.
Kelas
adalah lingkungan sosial bagi anak/siswa, dimana di dalam kelas terjadi proses
interaksi baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Oleh karena itu
kelas harus memenuhi syarat-syarat yang menggambarkan sebagai kelas yang baik
dan menyenangkan.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami
persembahkan. Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang “Manajemen Kelas”. Tulisan ini diharapkan
menjadi salah satu yang dapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang
“Manajemen Kelas”.
Kritik
dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen mata
kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi kesempurnaan makalah
ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen
PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996.
Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 3. Jakatrta: Dipdagri dan
Depdikbud.
Maman
Rahman. 1999. Manajemen Kelas, Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Dipdagri dan Depdikbud.
M. Entang dan T. Raka Joni
an Prayitno. 1983. Pengelolaan Kelas.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka
Cipta.
I Gusti Ketut
Arya Sunu. 2015. Manajemen Kelas. Yogyakarta: Media Akademi.
[1] Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen, Pengelolaan Kelas, Seri
Peningkatan Mutu 3, (Dipdagri dan Depdikbud, Jakatrta: 1996).
[2] Maman
Rahman, Manajemen Kelas, Proyek
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, (Dipdagri dan Depdikbud, Jakarta: 1999).
[3]
Dr. I Gusti Ketut Arya Sunu, Manajemen
Kelas, (Media Akademi, Yogyakarta: 2015), hlm. 25-29.
[4] M. Entang dan T. Raka Joni an Prayitno, Pengelolaan Kelas, (Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta: 1983), hlm.
12.
[5]
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Rineka
Cipta, Jakarta: 2004), hlm. 155-157.
Komentar
Posting Komentar