REMEDIAL TEACHING (PENGAJARAN PERBAIKAN)
TUGAS TERSTRUKTUR
|
|
DOSEN PENGAMPU
|
Psikologi
pendidikan
|
|
Drs. H. Suryagiri
M,Pd
|
REMEDIAL
TEACHING (PENGAJARAN PERBAIKAN)
Oleh:
Aprilia [1501210258]
Dia Soparina [1501210263]
Taufik [1501211461]
Yusron Prayogi [1501211462]
Institut Agama Islam Negeri Antasari
Banjarmasin
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
Banjarmasin
2016
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
Banjarmasin
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di zaman era modernisasi seperti sekarang ini dalam
dunia pendidikan membutuhkan seorang pendidik yang berkualitas yang tidak hanya
memiliki kemampuan dalam mengajar namun mereka juga mampu memberikan motivasi
jika anak didik mengalami down
misalnya nilainya jeblok. Sebagai seorang calon pendidik yang bijak seyogyanya
kita harus mengenal karakteristik anak didik kita. Karakteristik anak didik
sangatlah beraneka ragam dan memiliki potensi yang berbeda-beda maka seharusnya
sebagai calon pendidik, kita mampu mengarahkan dan memberikan motivasi kepada
anak didik kita agar dapat menemukan skill mereka. Jangan sampai kita sebagai
calon pendidik, kita acuh tak acuh terhadap kemampuan dan potensi mereka.
Pemikiran ini tentunya sangatlah keliru karena ini akan menyebabkan anak didik
kita menjadi malas dan tidak bersemangat apalagi jika nilai-nilai dalam sekolah
mereka jeblok.
Untuk itu sebagai calon pendidik, jika ada nilai anak
didik kita yang nilainya jeblok. Maka kita harus memberikan waktu kita untuk
anak didik tersebut misalnya dengan memberikan pengajaran remedial dan pendekatan-pendekatan
yang tentunya dapat memotivasi agar anak didik kita lebih giat dalam belajar.
Dengan adanya problem-problem seperti itu maka, kami menyusun makalah yang
berjudul “Pendekatan dan metode dalam pengajaran remedial”. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat dan dapat menjadi wacana bagi kita calon pendidik yang
professional.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian remedial teaching?
2.
Apa
sajakah bentuk-bentuk pelaksanaan remedial teaching?
3.
Apa sajakah
prinsip-prinsif remidial teaching?
4.
Apa
perbedaan pengajaran biasa dengan remedial teaching?
5.
Apa
sajakah metode dalam remedial teaching?
6.
Apa
saja pendekatan dalam remedial teaching?
C. Tujuan penulisan
1.
Untuk memenuhi tugas
terstruktur dari dosen
2.
Untuk mengetahui pengertian
remedial teaching
3.
Untuk mengetahui bentuk-bentuk
pelaksanaan remedial teaching
4.
Untuk mengetahui prinsip-prinsif remidial teaching
5.
Untuk mengetahui perbedaan pengajaran biasa dengan remedial teaching
6.
Untuk mengetahui metode dalam remedial teaching
7.
Untuk mengetahui pendekatan dalam remedial teaching
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian remedial teaching
Dalam kamus bahasa indonesia yang mendefinisikan bahwa remedial
dan teaching. Berasal dari dua kata remedial yang berarti bahwa: pertama
hubungan dengan perbaikan, pengajaran bagi murid yang hasil belajarnya jelek.
Kedua, remedial berarti bersifat menyembuhkan.[1]
Sedangkan teaching yang berarti pengajaran dalam kamus bahasa indonesia
yang berarti: proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan, perihal
mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar.[2]
Dengan demikian yang dimaksud pengajaran remedial adalah suatu bentuk
pengajaran yang berbentuk perbaikan, atau suatu bentuk pengajaran yang membuat
menjadi baik.
Adapun pengertian remedial teaching menurut Ischak S.W dan Warji R.
adalah salah satu bentuk pemberian bantuan, yaitu pemberian bantuan dalam
proses belajar mengajar yang berupa kegiatan perbaikan terprogram dan disusun
secara sistematis.[3]
Maka pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang ditujukan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.[4]
Dalam pengertian yang lebih luas pengajaran remedial yaitu pengajaran yang
bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Jadi pengajaran
remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan
atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat
menimbulkan masalah atau kesulitan belajar bagi peserta didik.[5]
B.
Bentuk-bentuk pelaksanaan remedial.
Pembelajaran remedial bersifat lebih khusus karena bahan, metode
dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan
belajar yang dihadapi siswa. Pemberian remedial didasarkan atas latar belakang
bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Dengan
diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktu lebih lama
daripada mereka yang telah Bentuk-bentuk pelaksanaan remedial Pembelajaran
remedial bersifat lebih khusus karena bahan, metode dan pelaksanaannya
disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan belajar yang
dihadapi siswa.[6]
Pemberian remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan
perbedaan individual peserta didik. Dengan diberikannya pembelajaran remedial
bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta
didik ini memerlukan waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai
tingkat penguasaan.[7]
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa, langkah berikutnya
adalah memberikanperlakuan berupa pembelajaran remedial.
Menurut buku Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Remedial,
bentuk-bentuk pelaksaan pembelajaran remedial diantaranya :[8]
1)
Pemberian
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang
bisa dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes / pertanyaan. Pembelajaran ulang dilaksanakan bilamana
sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajara atau
mengalami kesulitan belajar dan pendidik perlu memberikan penjelasan kembali
dengan menggunakan metode dan media yang lebih tepat.
2)
Pemberian
bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran
klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternative tindak
lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberianbimbingan ini
merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor.
3)
Pemberian
tugas-tugas, latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip
pengulangan, tugas-tugas latihan perludiperbanyak agar peserta didik tidak
mengalami kesulitan belajar dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu
diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensiyang
ditetapkan.
4)
Pemanfaatan
tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang mempunyai kecepatan
belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada
rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapka
peserta didik lebih terbuka dan akrab.
C.
Prinsip-Prinsip
Remedial Teaching
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus,
antara lain:[9]
1)
Adaptif
Setiap
individu peserta didik memiliki karakter dan keunikan sendiri-sendiri, oleh
karena itu program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar
masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi
perbedaan individual peserta didik.
2)
Interaktif
Dalam
proses pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara
intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbanganbahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan
belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera
diberikan bantuan.
3)
Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan
Penilaian.
Sejalan
dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda,
maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4)
Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan
balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat
korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat
dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.
5)
Kesinambungan dan Keterbatasan dalam Pemberian
pelayanan
Program
pembelajaran reguler dalam pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan,
dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
Prinsip-prinsip tersebut di atas sangatlah
penting dalam mendukung proses pembelajaran remedial, dan seorang guru
hendaknya benar-benar memahami prinsip-prinsip tersebut, agar nantinya peserta
didik tidak merasa kesulitan lagi dalam mengikuti proses pembelajaran remedial.
D.
Perbandingan
Pengajaran Biasa dengan Remedial Teaching
1.
Pengajaran biasa diantaranya:
a)
Kegiatan pengajaran biasa sebagai program
belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi.
b)
Tujuan pengajaran biasa adalah dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku
dan sama untuk semua siswa.
c)
Metode dalam pengajaran biasa untuk semua
siswa.
d)
Pengajaran biasa dilakukan oleh guru.
2.
Pengajaran remedial diantaranya:
a)
Pengajaran remedial dilakukan setelah diketahui
kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
b)
Pengajaran remedial bertujuan disesuaikan
dengan kesulitan belajar siswa.
c)
Metode dalam pengajaran remedial berdeferensial
(sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar siswa).
d)
Pengajaran remedial dilakukan oleh team (kerja
sama antara guru dengan pihak yang membantu terselenggaranya pengajaran
remedial, seperti guru BP).
e)
Alat pengajaran remedial lebih bervariasi.
f)
Pengajaran remedial lebih deferensial dengan
pendekatan individual.
g)
Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan
dengan kesulitan belajar yang dialami siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perbandingan pembelajaran biasa dengan
pembelajaran remedial yaitu pembelajaran biasa diberikan kepada semua siswa
dengan tujuan pencapaian yang sama, sedangkan pembelajaran remedial dilakukan
apabila siswa mengalami kesulitan belajar setelah mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar dan siswa tersebut belum mampu menguasai tujuan pembelajaran
tertentu.[10]
E.
Metode
Dalam Remedial Teaching
Metode yang digunakan dalam Remedial Teaching yaitu metode yang dilaksanakan dalam
keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai dari identifikasi kasus sampai
dengan tindak lanjut. Metode yang dapat digunakan, yaitu:[11]
1)
Tanya
jawab
Metode ini digunakan dalam rangka pengeanalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitannya. Sebagai metode Remedial Teaching,
tanya jawab dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dan murid yang mengalami
kesulitan belajar dan dari hasil dialog itu murid akan memperoleh perbaikan
dalam kesulitan belajarnya.
Berdasarkan jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi murid, guru
mengajukan beberapa pertanyaan, dan murid memberikan jawaban. Melalui
serangkaian tanya jawab, guru mengajukan beberapa pertanyaan dan murid
memberikan jawaban. Melaui serangkaian tanya jawab, guru membantu murid untuk
mengenal dirinya secara lebih mendalam, memahami kelemahan dan kelebihan
dirinya, dan memperbaiki cara-cara belajarnya.
Dengan demikian kesulitan belajar yang dialaminya dapat diatasi
sedikit demi sedikit. Dalam tanya jawab dapat dilakukan secara individual atau
secara kelompok. Secara individual apabila dialog dilakukan antara guru dan
seorang murid yang mengalami kesulitan belajar. Keuntungan metode tanya jawab
sebagai metode Remedial Teaching adalah antara lain:
a)
Memungkinkan
terbinanya hubungan yang lebih dekat antara guru dengan murid
b)
Dapat
meningkatkan saling pemahaman antara guru dengan murid
c)
Dapat
meningkatkan motivasi belajar murid
d)
Dapat
lebih meningkatkan pemahaman diri pada murid
e)
Dapat
menumbuhkan rasa harga diri murid
2)
Diskusi
Diskusi
merupakan suatu bentuk interkasi antar individu dalam kelompok untuk membahas
suatu masalah. Dalam interaksi ini masing-masing peserta diskusi dapat turut
serta menyumbangkan saran-saran dalam menemukan pemecahan suatu masalah. Dalam
hubungan dengan remedial teaching, diskusi dapat digunakan sebagai salah satu
metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk
memperbaiki kesulitan belajar. Metode ini digunakan dengan memanfaatkan
interaksi antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar yang
dialami oleh sekelompok siswa.
Beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh melalui metode diskusi dalam Remedial Teaching
antara lain:
a)
Dalam
diskusi masing-masing individu dapat lebih mengenal dirinya dan kesulitan yang
dihadapi serta menemukan jalan pemecahannya.
b)
Interkasi
dalam kelompok dapat menumbuhkan sikap saling mempercayai antara yang satu
dengan lainnya.
c)
Dapat
saling membantu antar individu dan mengembangkan kerja sama antar pribadi.
d)
Pengenalan
dan kepercayaan diri secara lebih mendalam dan mengarahkannya secara lebih
baik.
e)
Menumbuhkan
rasa tanggung jawab baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain.
3)
Pemberian
Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka
mengenal kasus dan dalan rangka pemberian bantuan. Dalam metode ini, siswa yang
mengalami kesulitan belajar dibantu melalui kegiatan-kegiatan melaksanakan
tugas-tugas tertentu. Penetapan jenis dan sifat tugas yang diberikan sesuai
dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan yang dihadapinya. Pemberian
tugas dapat bersifat secara individual atau kelompok sesuai dengan kesulitan
belajarnya. Hal yang harus diperhatikan adalah agar tugas-tugas yang diberikan
dirancang secara baik dan terarah sehingga pemberian tugas ini benar-benar
membantu memperbaiki kesulitan belajar yang dihadapi murid.
Dalam Remedial Teaching metode pemberian tugas
mempuyai beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:
a)
Murid dapat lebih memahami dirinya baik
kekuatan maupun kelemahannya
b)
Murid dapat memperdalam dan memperluas materi
yang dipelajarinya
c)
Memperbaiki cara-cara belajar yang pernah
dialami
Dengan metode ini, siswa yang mengalami
kesulitan dapat ditolong dan diharapkan dapat lebih memahami dirinya, dapat
memperdalam materi yang telah dipelajari, dan dapat memperbaiki cara-cara
belajar yang pernah dialami.
4)
Kerja kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan metode
pemberian tugas dan metode diskusi. Yang terpenting dari kerja kelompok adalah
interaksi di antara anggota kelompok, dan dari interaksi ini diharapkan akan
terjadi perbaikan pada diri murid yang mengalami kesulitan belajar. Dalam
metode ini beberapa murid bersama-sama ditugaskan untuk mengerjakan suatu tugas
tertentu. Kelompok dapat terdiri atas murid-murid yang mengalami kesulitan
belajar yang sama atau dapat pula seorang atau beberapa orang saja yang
mengalami kesulitan belajar. Dalam interakasi kelompok ada beberapa keuntungan
antara lain:
a)
Adanya pengaruh kelompok yang dianggap cakap
dan berpengalaman.
b)
Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minat
belajar.
c)
Dalam kelompok dapat dicapai adanya pemahaman
diri dan saling memahami diantara anggota.
d)
Kerja kelompok dapat memupuk berkembangnya rasa
tanggung jawab.
5)
Tutor
Tutor adalah siswa sebaya yang ditunjuk atau
ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar. Bantuan yang
diberikan oleh teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang
cukup baik. Karena hubungan antara teman lebih dekat dibandingkan hubungan
antara murid dengan guru. Pemilihan tutor ini berdasarkan prestasi, hubungan
sosial yang baik, dan cukup disenangi oleh teman-temannya.
Tutor berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan
kelompok sebagai pengganti guru. Dalam pelaksanaannya, tutor ini dapat membantu
teman-temannya secara individual maupun secara kelompok berdasarkan
petunjuk-petunjuk yang diberikan guru.
Ada beberapa keuntungan metode tutor, antara
lain:
a)
Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan
akrab antara murid yang dibantu dengan murid sebagai tutor yang membantu.
b)
Bagi tutor sendiri, kegiatan ini merupakan
pengayaan dan juga menambah motivasi belajar.
c)
Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan
kepercayaan diri.
6)
Pengajaran individual
Pengajaran individual adalah suatu interaksi antara guru siswa
secara individual dalam proses belajar mengajar. Dengan metode ini guru dapat
mengajar secara lebih intensif karena disesuaikan dengan keadaan kesulitan yang
dihadapi siswa dan kemampuan individual mereka. Prosedur mengajar lebih
diarahkan kepada usaha memperbaiki kesulitan belajar siswa. Materi yang
diberikan mungkin pengulangan dari yang sudah atau pengayaan dari yang sudah
dimiliki atau mungkin pemberian materi baru semuanya tergantung keadaan
kesulitannya.
F.
Pendekatan Pembelajaran perbaikan/ Remedial Teaching
Pembelajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
keseluruhan program pembelajaran, maka perlu memahami berbagai pendekatan dan
metode remedial.Pendekatan ini dibedakan menjadi tiga yaitu:[12]
1)
Pendekatan
kuratif, pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok
selesai dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai beberapa bagian di
peserta didik yang tidak mampu menguasai seluruh bahan yang telah disampaikan.
Dalam hal ini guru harus mengambil sikap yang tepat dalam memberikan layanan
bimbingan belajar yang disebut dengan pembelajaran remedial. Sedang peserta
didik yang hampir berhasil dan yang berhasil dapat diberikan layanan
pengayaanatau diarahkan ke program pembelajaran yang lebih tinggi. Pendekatan
kuratif dilakukan dengan metode (a) pengulangan yang dapat dilakukan pada
setiap akhir jam pertemuan dan akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan,
(b) pengayaan dan pengukuhan ini ditunjukkan kepada peserta didik yang
mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin siswa tersebut cerdas.
2)
Pendekatan
preventif, pendekatan ini diberikan kepada peserta didik yang diduga akan
mengalami kesulitan belajar dalammenyelesaikan program yang akan ditempuh.
Pendekatan preventif ini ini bertolak dari hasil pretes atau evaluative
reflektif. Berdasarkan hasil pretes ini guru dapatmengklasifikasikan kemampuan
peserta didik menjadi tiga golongan, yaitu peserta didik yang diperkirakan
mampu menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang disediakan, peserta didik
yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu yang
ditetapkan, dan peserta didik diperkirakan akan terlambat atau tidak dapat
menyelesaikan program sesuai waktu yang telah ditetapkan. Dari penggolongan ini
maka teknik layanan yang dapat dilakukan meliputi kelompok belajar homogen,
layanan individual dan layanan pembelajaran dengan kelas khusus.
3)
Pendekatan
pengembangan, pendekatan ini merupakan upaya diagnostik yang dilakuakan guru
selama berlangsungya pembelajaran. Sasarannya agar peserta didik dapat segera
mengatasi hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
§
Pengertian
remedial teaching berarti bahwa: pertama hubungan dengan perbaikan, pengajaran
bagi murid yang hasil belajarnya jelek. Kedua, remedial berarti bersifat
menyembuhkan. Sedangkan teaching yang
berarti pengajaran dalam kamus bahasa indonesia yang berarti: proses perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan, perihal mengajar, segala sesuatu mengenai
mengajar
§
Bentuk-bentuk
pelaksanaan remedial
a)
Pemberian
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.
b)
Pemberian
bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan
c)
Pemberian
tugas-tugas, latihan secara khusus.
d)
Pemanfaatan
tutor sebaya.
§
Prinsip-prinsif
remidial teaching
a)
Adaptif
b)
Interaktif
c)
Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian.
d)
Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
e)
Kesinambungan dan Keterbatasan dalam Pemberian
pelayanan
§
Perbedaan
pengajaran biasa dengan remedial teaching banyak
§
Metode
dalam remedial teaching
1.
Tanya
jawab. 2. Diskusi. 3. Pemberian Tugas. 4. Kerja kelompok. 5. Tutor Pengajaran individual
§
Pendekatan
dalam remedial teaching
a)
Pendekatan
kuratif
b)
Pendekatan
preventif
c)
Pendekatan
pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi
Abu dan Widodo Supriyono, 2004, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka
cipta
Departemen
pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia edisi II, jakarta:
balai pustaka, 1991
Ischak
S.W, 1982, Program remedial dalam proses belajar mengajar, Yogyakarta:
Liberty
Iskandar,
2009, Psikologi pendidikan, Ciputat: Gaung persada press
Usman
Moh.Uzer & Lilis setiawan, 1993, Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar-Mengajar, Bandung :PT. Remaja Rosdakarya
Prayitno,
2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:Rineke Cipta Sugihartono,
dkk. 2012, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:UNY Press
Sukiman,
2012, Pengembangan Sistem Evaluasi, Yogyakarta: Insan Madani
[1] Departemen
pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia edisi II (jakarta:
balai pustaka 1991) hlm 831
[2] Kamus besar
bahasa indonesia hlm 15
[3] Ischak S.W, Program
remedial dalam proses belajar mengajar, (Yogyakarta: Liberty, 1982),
h.1.
[4] Moh.Uzer
Usman & Lilis setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar – Mengajar,
(Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 103.
[5] Sugihartono,
dkk. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta:UNY Press, 2012), hal. 171.
[6]
Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Rineke Cipta,
2008), hal.
285.
[7] Sukiman, Pengembangan
Sistem Evaluasi, (Yogyakarta. Insan Madani:2012). hal.50
[8] Ibid.,51
[9] Iskandar, Psikologi
pendidikan, (Ciputat: Gaung persada press, 2009), h.130-131.
[10] Abu
ahmadi dan Widodo supriyono, Psikologi belajar, (Jakarta: PT. Rineka
cipta, 2004), h.153.
[11] Ibid,
h.181-184.
[12] Sugihartono,
dkk. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta:UNY Press, 2012), hal. 175-178.
Komentar
Posting Komentar