Sistem pendidikan Islam di Indonesia
TUGAS
TERSTRUKTUR
|
|
DOSEN
PENGAMPU
|
ILMU PENDIDIKAN ISLAM
|
|
Jamal Syarief, M.Ag
|
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
Oleh:
Kelompok 8
Afdaliya Amalina [1501210254]
Amalia [1501210256]
Annisa [1501210257]
Yusron Prayogi [1501211462]
Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
Banjarmasin
2016
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
Banjarmasin
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
dapat ditinjau dari dua segi. Pertama pendidikan
dari sudut pandangan masyrakat dimana pendidikan berarti pewarisan kebudayaan
dari generasi tua kepada generasi muda yang bertujuan agar hidup masyarakat
tetap berlanjut, atau dengan kata lain agar suatu masyarakat mempunyai
nilai-nilai budaya yang senantiasa tersalurkan dari generasi ke generasi dan
senantiasa terpelihara dan tetap eksis dari zaman ke zaman. Kedua pendidikan dari sudut
pandang individu dimana pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang
terpendam dan tersembunyi dalam diri setiap individu sebab individu bagaikan lautan yang penuh dengan keindahan yang
tidak tampak, itu dikarenakan terpendam di dasar laut yang paling dalam. Dalam
diri setiap manusia memiliki pelbagai bakat dan kemampuan yang apabila
dapat dipergunakan dengan baik, maka akan berubah menjadi intan dan permata
yang keindahannya dapat dinikmati oleh banyak orang dengan kata lain bahwa
setiap individu yang terdidik akan bermanfaat bagi manusia lainnya.
Dari kedua
sudut pandang pendidikan di atas kemudian datanglah Islam yang secara
komprehensif memadukan kedua sisi bentuk pendidikan yang berlandaskan al-Qur'an dan as-Sunnah, dimana Islam mendidik individu menjadi manusia
yang beriman, berakhlak yang mulia dan beradab yang kemudian melahirkan
masyarakat yang bermartabat. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan
sistem pendidikan Islam. Makalah ini akan membahas sistem pendidikan Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah Definisi
Sistem Pendidikan Islam?
2. Apa komponen
dalam pendidikan islam?
3. Bagaimanakah
Sistem Pendidikan Islam di Indonesia?
4. Apa Keistemewaan Sistem Pendidikan islam?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui Definisi Sistem Pendidikan Islam.
2.
Mengetahui komponen pendidikan islam
3.
Mengetahui Bagaimana Sistem Pendidikan Islam di Indonesia.
4. Mengetahui Keistemewaan Sistem
Pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa
sistem berarti perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dan
sebagainya. Sistem juga diartikan dengan metode. Kalau dikaitkan dengan
pengertian dan tujuan pendidikan islam, maka dapat dipahami bahwa sistem
pendidikan islam adalah seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan yang
berorientasi pada ajaran islam yang saling berkaitan sehingga membentuk satu
kesatuan dalam mencapai satu tujuan.[1]
Sistem adalah suatu cara dan langkah
yang tersusun secara terpadu untuk dapat digunakan dan dilaksanakan dalam suatu
usaha dengan baik dan teratur.[2]
Sistem pendidikan Islam berarti cara
dan langkah yang tersusun berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam dalam
melaksanakan usaha pendidikan secara baik dan teratur dalam mencapai tujuan
pendidikan Islam.[3]
B. Komponen dalam sistem pendidikan
1. Tujuan.
tujuan pendidikan Islam itu sendiri identik dengan
tujuan Islam sendiri. Tujuan pendidikan Islam adalah memebentuk manusia yang
berpribadi muslim kamil serta berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dilihat
dalam firman Allah yang berbunyi;
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkandalam keadaan beragama Islam.
Tujuan pendidikan adalah agar anak didik dapat
mewujudkan atau menikmati nilai-nilai hidup tersebut, memiliki kekayaan harta
menghayati keindahan / kesenian, pengetahuan luas, berwatak sosial, berperan
dalam bidang kekuasaan dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa[4]
2. Peserta
didik.
peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui
proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam
Al-Qur’an di jelaskan:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ
أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ
وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. An Nahl: 78
3. Pendidik.
Salah satu
komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis
pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas
pada pendidikan sekolah saja. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah,
orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat
baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.[5]
4. Materi
materi
pendidikan berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan yang membentuk basis
aktivias lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu pengetahuan ini satu dengan
lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu kesatuan terpadu.
5. Alat/media
pendidikan.
Alat pendidikan
adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan
terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri sebagai perbuatan
situasi yang membantu tercapainya tujuan pendidikan.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ
لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya:“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Al “Imran: 159
6. Lingkungan
pendidikan.
Lingkungan
pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan.
Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
masyarakat.[6]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ
مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan. At-tahrim: 6
C. Sistem Pendidikan Islam di Indonesia.
1. Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang
dirancang untuk pengajaran siswa/ murid di bawah pengawasan guru. Saat ini, kata sekolah berubah
arti menjadi bangunan atau
lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
WJS.Poerwadarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
menerangkan bahwa sekolah adalah:
a.
Bangunan atau lembaga untuk belajar
dan memberi pelajaran.
b.
Waktu atau pertemuan ketika
murid-murid diberi pelajaran.
c.
Usaha menuntut ilmu pengetahuan.
Sekolah menitikberatkan kepada
pendidikan formal, di sekolah prosedur pendidikan telah diatur sedemikian rupa,
ada guru, ada siswa, ada jadwal pelajaran yang berpedoman kepada kurikulum dan
silabus, ada jam-jam tertentu waktu belajar serta dilengkapi dengan sarana dan
fasilitas pendidikan serta perlengkapan-perlengkapan dan peraturan-peraturan
lainnya.[7]
2. Madrasah
Madrasah adalah suatu lembaga yang mengajarkan
ilmu-ilmu keislaman.
Ditinjau
dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi tiga, yaitu :
a.
Tingkat Ibtidaiyah (Tingkat Dasar)
b.
Tingkat Tsanawiyah (Tingkat
Menengah)
c.
Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah
Atas)[8]
Tugas lembaga madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam adalah :
a)
Merealisasikan pendidikan Islam yang
didasarkan atas prinsip pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Bentuk dan realisasi itu ialah agar peserta didik
beribadah, mentauhidkan Allah SWT, tunduk dan patuh atas perintah-Nya serta
syariat-Nya.
b)
Memelihara fitrah anak didik sebagai
insan mulia, agar tak menyimpang tujuan Allah menciptakannya.
c)
Membersihkan pikiran dan jiwa dari
pengaruh subjektivitas (emosi), karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah
pada penyimpangan fitrah manusiawi.
d)
Memberikan wawasan nilai dan moral,
serta peradaban manusia yang membawa khazanah pemikiran anak didik menjadi
berkembang.
e)
Menciptakan suasana kesatuan dan
kesamaan antar anak didik.[9]
3. Pondok
Pesantren
Pondok Pesantren yaitu suatu lembaga
pendidikan Islam, yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang
mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid yang
digunakan untuk menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta adanya pemondokan
atau asrama sebagai tempat tinggal para santri. Ciri-ciri khusus dalam pondok
pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama,
misalnya ilmu sintaksis Arab, morfologi Arab, hukum Islam, Hadits, tafsir
Al-Qur’an, teologi Islam, tasawuf, tarikh, dsb. Literatur ilmu-ilmu tersebut
memakai kitab-kitab klasik yang disebut dengan istilah “kitab kuning”. Tujuan
pendidikan dalam pesantren yaitu untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin akhlak
dan keagamaan.[10]
Sistem yang ditampilkan dalam pondok
pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam
lembaga pendidikan umumnya, yaitu:
a.
Kehidupan di pesantren menampakkan
semangat demokrasi, karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problem non
kurikuler mereka sendiri.
b.
Para santri tidak mengidap penyakit
simbolis, yaitu perolehan gelar dan ijazah, karena sebagian besar pesantren
tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk
pesantren tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan mereka hanya
ingin mencari keridhaan Allah SWT semata.
c.
Sistem pondok pesantren mengutamakan
kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan
keberanian hidup. [11]
D.
Keistemewaan Sistem Pendidikan Islam
Islam adalah agama paripurna. Dalam pendidikan
pun, Siapapun yang menelaah sistem pendidikan didalam Islam akan melihat banyak
keistimewaan.
Keistimewaan
– keistimewaan tersebut antara
lain:
a.
Dasarnya
adalah akidah islamiyah (iman/al-aqidah al-islamiyyah).
b.
Islam menjadikan
akidah sebagai landasan dalam pendidikan. Sejak awal, kaum Muslim saat
menuntut ilmu baik yang fardlu kifayah maupun fardlu ’ain dasarnya adalah
keimanan kepada Allah.
c.
Tujuan
pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan memberikan
keterampilan dalam ilmu kehidupan.
d.
Tolak ukur
bukan sekedar berupa nilai. Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian
bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah
SWT.
e.
Pendidikan
terpadu. Dalam sistem pendidikan saat ini kebanyakan hanya memadukan
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Padahal, aspek-aspek
tersebut hanya menyelesaikan persoalan individual. Karenanya, perlu
dipadukan juga aspek yang terkait materi. Dilihat dari materi yang
diberikan, keterpaduan berarti memadukan antara kepribadian Islam, ilmu
keislaman dan ilmu kehidupan.[12]
BAB III
SIMPULAN
Pendidikan
dalam Islam merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan Islam adalah
usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan
as-sunnah/al-hadits.
Al-qur’an merupakan pendidikan
secara umum, yang merupakan pendidikan secara khusus, kelebihan dalam al-qur’an
terletak pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam konsep
pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu yang
beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits adalah:
Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT, pengakuan itu sendiri
adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah, untuk membina
umat manjadi manusia seutuhnya. Al-Hadits
sebagai dasar Islam tidak terlepas dari
fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an
adalah sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Mujib, 2006, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta:
kencana prenadamedia,
Harun Nasution, 1995, Islam Rasional,
Bandung: Mizan,
Muhammad aulia rahman, 2002, pengantar ilmu dan metodologi
pendidikan islam, jakarta: PT. Intermasa
Muhammad thalib, 2001, 20 kerangka pokok pendidikan islam, jakarta:
ma’alimul usroh
Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam : Kapita Selekta Pendidikan
Islam, Jakarta: PT Gramedia,.hlm.13
[1] Muhammad aulia
rahman, pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, jakarta: pt.
Intermasa, 2002 hlm 69
[2] Muhammad
thalib, 20 kerangka pokok pendidikan islam, jakarta: ma’alimul usroh,
2001 hlm 33
[3] Ibid 34
[4] Abudin Nata, Paradigma
Pendidikan Islam : Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT
Gramedia,.hlm.13
[6]
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: ar-Ruzz Media,
2009), hlm. 33-46.
[7] Haidar Putra
Daylay, sejarah pertumbuhan dan bembaruan pendidikan islam di indonesia,
jakarta: Prenda Media Group, 2007, hlm 63
[8] Ibid., 65
[9] Abdul Mujib, ilmu
pendidikan islam, jakarta: kencana prenada media, 2006, hlm 241
[10] Mhammad
Tholchah Hasan, islam dalam presektif sosial budaya, jakarta galasa
nusantara, 1987, hlm 103
[11] Amien rais
m, cakrawala islam: antara cita dan fakta,(
bandung: mizan1989)hlm 162
[12] Harun
Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995), h. 25.
Komentar
Posting Komentar